Floating Image
Floating Image
Jumat, 10 Oktober 2025

Semangat Selalu Berkobar: Program Tahsin KUA Binjai Timur & Realita Lansia


Oleh admintajam
10 Oktober 2025
tentang Daerah
Semangat Selalu Berkobar: Program Tahsin KUA Binjai Timur & Realita Lansia - TajamNews

-

162 views



Binjai | Tajamnews.co.id — 
Di balik tembok sederhana sebuah panti jompo di Kota Binjai, setiap Rabu pagi suasana terasa berbeda. Tak terdengar riuh televisi atau obrolan santai penghuni. Hanya lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang menggema lembut, dibaca perlahan oleh suara-suara renta yang berusaha mengeja huruf demi huruf dengan penuh kesungguhan.

Kegiatan itu merupakan bagian dari program Tahsin Al-Qur’an yang digagas oleh Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Binjai Timur sejak tahun 2024. Setiap pekan, para penyuluh hadir untuk membimbing para lansia memperbaiki bacaan Al-Qur’an mereka. Salah satu di antaranya, Salim Fakhri, S.HI, dikenal sabar dan tekun mendampingi proses belajar yang tidak mudah.

“Usia lanjut membawa tantangan tersendiri, dari pendengaran, penglihatan, sampai daya ingat,” tutur Salim, Rabu (8/10/2025). “Kadang satu huruf harus diulang sampai enam kali. Tapi justru dari situ kami belajar makna kesabaran. Mereka tetap semangat, tak pernah menyerah.”

Menurut Salim, ada kalanya suasana kelas menjadi penuh haru. Beberapa lansia merasa malu atau takut salah ketika membaca di depan teman-temannya. Namun, dengan pendekatan yang lembut dan metode pembelajaran yang interaktif, perlahan kelas tahsin berubah menjadi ruang yang penuh kehangatan dan rasa percaya diri.

“Kesulitan mereka adalah ujian bagi kami sebagai penyuluh. Tapi senyum bahagia setelah mereka bisa membaca satu ayat dengan benar — itulah hadiah terbesar,” ucapnya.

Di antara para peserta, ada sosok Nenek Yolanda (72) yang menjadi inspirasi. Tubuhnya mulai rapuh, tapi semangatnya tak pernah redup. Setiap Rabu pagi, ia selalu datang paling awal, duduk di barisan depan, dan mengikuti setiap arahan dengan antusias.

“Walaupun saya sudah tua, saya ingin bacaan saya lebih baik. Kalau nanti menghadap Allah, saya ingin membawa bacaan yang indah,” ujar Yolanda dengan mata berkaca, suaranya bergetar menahan haru.

Kesungguhan Nenek Yolanda menular ke peserta lainnya. Ia tak segan mengulang ayat yang sama berkali-kali, bahkan meminta tambahan bimbingan setelah kelas usai. Saat akhirnya mampu membaca dengan tajwid yang benar, ruangan seolah dipenuhi rasa bangga dan haru.

Bagi para penyuluh, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi bentuk dakwah dan kemanusiaan. “Kami tidak hanya mengajarkan huruf dan makhraj, tapi juga berusaha menanamkan ketenangan batin. Banyak yang bilang setelah ikut kelas ini, hati mereka jadi lebih damai,” tambah Salim.

Suasana religius yang tercipta membawa dampak positif. Para lansia kini tampak lebih ceria, aktif berinteraksi, dan merasa dihargai. Setiap sesi diakhiri dengan doa bersama yang khusyuk, menjadi momen spiritual yang mempererat kebersamaan.

Melihat hasilnya, para penyuluh berharap kegiatan seperti ini mendapat dukungan lebih luas. “Kami ingin program tahsin ini bisa diperluas ke panti-panti lain. Dukungan seperti mushaf besar untuk lansia yang sulit melihat akan sangat membantu,” ujarnya.

Salim juga berharap pemerintah daerah dan lembaga keagamaan dapat menjadikan kegiatan semacam ini sebagai bagian dari gerakan nasional untuk mencerdaskan spiritual para lansia.
“Karena siapa pun kita, berapa pun usia kita, kita tetap butuh dekat dengan firman Allah,” pungkasnya.

Di masa ketika sebagian orang tua mungkin merasa dilupakan, semangat para lansia di Panti Jompo Binjai membuktikan bahwa belajar tidak mengenal usia. Di tangan para penyuluh agama, huruf demi huruf Al Quran kembali menjadi cahaya, menerangi hati, meneguhkan iman dan menumbuhkan harapan di usia senja.

(Lentini Krisna Prananta Sembiring, SE)

Penulis

admintajam

Berita Lainnya dari Daerah