Floating Image
Floating Image
Jumat, 10 Oktober 2025

Robohnya Plafon Islamic Center Serpong: Sinyal Bahaya dari Terabaikannya Bangunan Ibadah


Oleh admintajam
09 Oktober 2025
tentang Berita
Robohnya Plafon Islamic Center Serpong: Sinyal Bahaya dari Terabaikannya Bangunan Ibadah - TajamNews

-

152 views



Tangerang Selatan | Tajamnews.co.id — 
Robohnya plafon Masjid Islamic Center di Jalan Hanjuang Raya, Rawa Mekar Raya, Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (7/10/2025), sempat mengejutkan warga sekitar. Insiden terjadi di tengah hujan deras dan angin kencang itu menyisakan tanda tanya besar, apakah semata disebabkan faktor cuaca ekstrem atau ada masalah lain dalam kualitas bangunan dan pemeliharaannya?

Fakta di Lapangan
  Plafon ambruk tidak hanya terjadi di lantai satu, tetapi juga di lantai dua. Potongan gypsum dan rangka aluminium berserakan di area dalam masjid, terutama di bagian pintu masuk selatan.

Sejumlah petugas dibantu warga sekitar membersihkan puing-puing sambil memasang garis kuning bertuliskan “Caution” untuk menandai zona bahaya. Beberapa bagian langit-langit tampak masih menggantung, menandakan potensi kerusakan lanjutan bila tidak segera diperbaiki.

Marbot masjid, Erwin (42), menjadi saksi langsung peristiwa itu. Ia menjelaskan bahwa angin kencang datang mendadak sekitar pukul 13.20 WIB.

> “Kejadiannya cepat banget. Angin makin kencang, terus plafon rubuh. Untung enggak ada korban, karena orang-orang pada neduh di depan,” ujarnya.

Menurut Erwin, masjid tersebut sudah berdiri sekitar enam tahun tanpa perbaikan besar. “Bangunan lama juga, belum pernah direnovasi besar. Banyak pohon juga tumbang di sekitar sini karena angin,” tambahnya.

Cuaca Ekstrem & Bangunan Publik
  Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat disertai angin kencang di wilayah Tangerang Selatan. Namun, sejumlah ahli konstruksi menyebut, cuaca ekstrem seharusnya tidak serta merta menyebabkan plafon bangunan publik roboh jika struktur dan materialnya memenuhi standar.

“Angin memang bisa menyebabkan kerusakan, tapi jika plafon jatuh di beberapa titik, itu bisa mengindikasikan adanya kelemahan pada sistem pemasangan atau perawatan rutin yang kurang,” ujar seorang praktisi bangunan publik enggan disebut namanya.

Minimnya Pengawasan Konstruksi Rumah Ibadah
  Kasus ini menambah daftar panjang insiden kerusakan bangunan publik di Tangerang Selatan akibat cuaca ekstrem. Namun, sebagian besar kasus tersebut menunjukkan lemahnya sistem pengawasan teknis terhadap bangunan non komersial seperti rumah ibadah.

Sumber di lingkungan Dinas Perkim (Perumahan dan Permukiman) Tangerang Selatan menyebutkan, banyak masjid dan fasilitas publik tidak menjalani inspeksi berkala pasca pembangunan.

> “Biasanya begitu bangunan diresmikan, pemeliharaan diserahkan ke pengurus. Padahal, material seperti plafon, atap dan sistem drainase harus dicek minimal tiap dua tahun,” jelas sumber tersebut.

Kerugian dan Harapan Warga
  Erwin memperkirakan kerugian akibat ambruknya plafon mencapai sekitar Rp 50 juta. Selain biaya material, aktivitas ibadah dan kajian sementara dihentikan di area terdampak.

> “Kami berharap pemerintah atau donatur bisa bantu perbaikan, supaya jamaah bisa beribadah lagi dengan aman,” harapnya.

Kesimpulan Investigatif
  Dari penelusuran awal, indikasi kuat menunjukkan bahwa robohnya plafon Masjid Islamic Center Serpong bukan hanya akibat cuaca ekstrem, tetapi juga lemahnya sistem pemeliharaan dan kualitas material bangunan. Tanpa audit teknis menyeluruh dan perbaikan manajemen konstruksi rumah ibadah, peristiwa serupa berpotensi terulang, bukan hanya di Serpong, tapi di banyak wilayah lain di Tangerang Selatan.

(Lentini Krisna Prananta Sembiring, SE)

Penulis

admintajam

Berita Lainnya dari Berita