Simalungun, Senin, 21 Juli 2025 — tajamnews.co.id Angka perceraian di wilayah Kabupaten Simalungun, khususnya di Pengadilan Agama Simalungun, mengalami lonjakan tajam dalam beberapa bulan terakhir. Berdasarkan data yang dihimpun, setiap harinya tercatat antara 30 hingga 50 perkara perceraian yang masuk dan disidangkan di lembaga tersebut.
Kondisi ini menjadi perhatian serius, mengingat tren perceraian yang terus meningkat mencerminkan berbagai persoalan sosial yang mengakar di masyarakat.
Menurut keterangan dari pihak Pengadilan Agama Simalungun, penyebab utama perceraian didominasi oleh masalah ekonomi yang semakin menghimpit rumah tangga. Namun, tak hanya itu, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kecanduan judi, hingga penyalahgunaan narkoba juga turut menjadi faktor signifikan dalam rusaknya keharmonisan keluarga.
“Banyak pasangan yang tidak mampu lagi mempertahankan rumah tangga mereka karena tekanan ekonomi. Pengangguran, pendapatan yang tak cukup, hingga ketidakseimbangan peran dalam keluarga kerap menjadi pemicu pertengkaran yang berujung pada perceraian,” ujar seorang pejabat di Pengadilan Agama Simalungun yang enggan disebutkan namanya.
Ia juga menambahkan bahwa tak sedikit pula perkara yang dipicu oleh kekerasan fisik dan psikis, serta keterlibatan pasangan dalam perilaku menyimpang seperti judi online dan narkoba.
Lonjakan angka perceraian ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah, lembaga sosial, serta tokoh agama dan masyarakat dalam membangun kembali kesadaran akan pentingnya ketahanan keluarga. Banyak pihak mendesak agar solusi jangka panjang segera diterapkan, mulai dari penyuluhan pranikah, layanan konseling, hingga penanganan serius terhadap masalah sosial yang menjadi pemicu utama perceraian.
Dengan semakin tingginya angka perkara yang masuk, pihak pengadilan pun mengaku kewalahan dalam menangani beban kerja yang meningkat. Meski demikian, proses hukum tetap dijalankan sesuai prosedur agar setiap perkara bisa diselesaikan secara adil dan profesional.
Tren ini menjadi peringatan bagi semua pihak bahwa ketahanan keluarga adalah fondasi penting dalam menjaga stabilitas sosial. Tanpa perhatian serius terhadap persoalan ekonomi, kekerasan domestik, dan penyalahgunaan narkoba, bukan tak mungkin angka perceraian akan terus meroket di masa mendatang.
Jika Anda ingin versi lebih pendek, versi untuk siaran radio, atau versi visual (infografik), saya bisa bantu buatkan juga.(tjm)